" Welcome To *** yohan weers Blog's ***. . ."

Jumat, 23 Desember 2011

SIKLUS PENGELUARAN PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

SIKLUS PENGELUARAN PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

Penggunaan pengetahuan tentang bisnis dan industri klien untuk membahas materialitas, menilai risiko inheren, melaksanakan prosedur analitis, dan menilai risiko prosedur analitis untuk siklus pengeluaran.
Pemahaman aspek-aspek pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian untuk siklus pengeluaran. Penekanan dalam bagian ini akan ditujukan pada pengendalian manajemen dan pengendalian terprogram.

Perancangan pengujian substantif rincian yang tepat untuk hutang usaha.

1. Aktivitas bisnis Siklus Pengeluaran

Tujuan perancangan SIA adalah untuk membuat seluruh aktivitas bisnis siklus pengeluaran dilaksanakan secara efektif dan efisien, termasuk aktivitas pengolahan data pelaporan (akuntansi).

1. Permintaan barang atau jasa memerlukan rancangan system permintaan barang dan jasa.

2. Pembelian barang dan jasa memerlukan rancangan sistempembelian barang dan jasa.

3. Penerimaan barang atau jasa memerlukan rancangan system penerimaan barang dan jasa.

4. Pencatatan utang atas pembelian barang dan jasa memerlukan sistem pencatatan utang/pembelian, disebut dengan sistem voucher. *

Catatan:

* Sistem voucher dan system pengeluaran kas secara bersama-sama disebut dengan sistem utang dagang (account payable system).

· Sifat Siklus Pengeluaran

Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas uatama dari siklus pengeluaran adalah :
1.Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian.

2.Melakukan pembayaran – transaksi pengeluaran kas

· Tujuan Audit


Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.

2. Sistem Pemrosesan Pembelian

Langkah –langkah sistem pemrosesan pembelian adalah:

  1. Mengetahui kebutuhan untuk mengisi kembali stok persediaan melalui pengamatan terhadap catatan persediaan
  2. Proses pembelian menentukan kuantitas pesanan, memilih pemasok, dan menyiapkan pesanan pembelian.
  3. Setelah satu periode waktu, perusahaan menerima item-item persediaan dari pemasok dan diperiksa untuk kualitas dan kuantitasnya dan dikirimkan ke toko ataupun gudang
  4. Informasi menerima bukti penerimaan persediaan digunakan untuk meng-update catatan persediaan
  5. Proses Utang dagang menerima faktur dari pemasok. UD merekonsiliasi dengan informasi transaksi dan catatan kewajiban tertentu untuk membayar di waktu tertentu di masa akan datang.
  6. Buku besar menerima rangkuman informasi dari utang dagang (kenaikan total kewajiban) dan kontrol persediaan (kenaikan total persediaan).

3. TUJUAN PENGENDALIAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR

Tujuan Pengendalian

  • Fungsi lain SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut terpenuhi:
  • Transaksi-transaksi diotorisasi dengan tepat.
  • Transaksi-transaksi dicatat dengan valid.
  • Valid, otorisasi transaksi dicatat.
  • Transaksi dicatat secara akurat.

Apakah ancaman-ancaman itu ?

    • Mencegah kehabisan &/atau keleihan persediaan
    • Meminta barang yg tidak dibutuhkan
    • Membeli dengan harga yg dinaikkan
    • Membeli barang berkualitas rendah
    • Membeli dari pemasok yang tidak diotorisasi
    • Komisi (kickbacks)
    • Menerima barang yang tidak dipesan
    • Membuat kesalahan dalam penghitungan
    • Mencuri persediaan
    • Gagal memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia
    • Kesalahan mencatat dan memasukkan data dalam utang usaha
    • Kehilangan data
  • Apakah prosedu-prosedur pengendalian itu ?
    • Sistem pengendalian persediaan
    • Analisis kinerja pemasok
    • Persetujuan permintaan pembelian
    • Batasi akses ke permintaan pembelian kosong
    • Konsultasi daftar harga
    • Pengendalian anggaran
    • Gunakan daftar pemasok yang disetujui
    • Persetujuan pesanan pembelian
    • Pemesanan pembelian sebelum penomoran
    • Larangan hadiah dari para pemasok
    • Insentif ke semua rekening pengiriman
    • Pengendalian akses phhisik
    • Cek ulang akurasi faktur
    • Pembatalan pengepakan voucher

4. KEBUTUHAN INFORMASI DAN MODEL DATA DALAM SIKLUS PENGELUARAN

  • Penggabungan model data REA kedua-duanya (both) data transaksi akuntansi tradisional dengan data operasional lain.
  • Apakah contoh-contohnya?
    • Tanggal dan jumlah tiap pembelian
    • Information tentang dimana barang-barang disimpan
    • Ukuran kinerja pemasok, seperti tanggal pengiriman
  • Model diagramREA hubungan antara kegiatan barang yang diminta dan pemesanan barang dimodelkan sebagai hubungan banyak ke satu.
  • Mengapa ?
    • Kadang-kadang perusahaan menerbitkan pemesanan pembelian untuk permintaan pembelian individu.
    • Pada waktu yang lain mengambil keuntungan dari pemotongan volume dengan menerbitkan satu pemesanan pembelian untuk satu set permintaan.

5. MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT


Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien


Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang:


a,Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan.


b.Risiko inheren dalam siklus pengeluaran.


c.Pengendalian internal kunci di mana auditor berharap dapatmenetukan risiko pengendalian bisnis.


d.Pemberian jasa bernilai tambah.



Materialitas
Pengalokasian materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangan. Pentingnya siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan. Satu industri dapat memproses transaksi bernilai milyaran dollar selama suatu siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih kecil. Pertimbangan lainnya tentang materialitas awal atas hutang usaha dapat menjadi tolok ukur pentingnya rasio cepat (quick ratio) dan rasio lancar (current ratio) bagi pemakai laporan keuangan, serta besarnya salah saji yang akan mempengaruhi rasio ini secara signifikan.


Risiko Inheren


Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi :


Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional atau regional yang mempengaruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen yang tidak baik.


Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya.



6. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA


Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian


Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.

Perancangan Pengujian Substantif


Ingat kembali bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit atas pengujian substantif yang telah dijelaskan pada bab 11 dan diilustrasikan pada bab 14, ketika membahas piutang usaha, juga dapat digunakan dalam merancang pengujian substantif untuk hutang usaha.


DAFTAR PUSTAKA


Boynton, dkk. 2003, Modern Auditing Edisi Ke-7, Penerbit Erlangga, Jakarta


Sumber:
http://id.shvoong.com/business-management/1871695-audit-siklus-pengeluaran/#ixzz1eVphaEcD

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:VVzjH48ffrEJ:widada.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/12740/Minggu%2B10.ppt+SIKLUS+PENGELUARAN:+PEMBELIAN+DAN+PENGELUARAN+KAS&hl=id&gl=id

www.docstoc.com/docs/.../SIKLUS-PENGELUARAN-BAGIAN-I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar