PEMBUATAN MODEL DATA DAN DESAIN DATABASE
(LANJUTAN)
MODEL REA
Model REA adalah suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang untuk melengkapi struktur dalam perancangan database SIA. Dalam model REA ditentukan: entity apa yang harus disertakan dalam database SIA dan bagaimana susunan relationship antara entity dalam database SIA. Tipe entity dalam model REA dibedakan dalam tiga kategori, yaitu: Resources, Events, dan Agents. Resources didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi organisasi tersebut. Contoh resources adalah kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, pabrik, dan tanah. Events menunjukkan aktivitas-aktivitas bisnis, dimana manajemen ingin mengumpulkan informasi untuk tujuan perencanaan atau pengawasan. Sebagai contoh, aktivitas penjualan akan mengurangi persediaan dan aktivitas penerimaan kas akan menambah jumlah kas. SIA harus dirancang untuk memperoleh dan menyimpan informasi aktivitas tersebut. Sedangkan Agents adalah orang dan organisasi yang berpartisipasi dalam aktivitas dan kepada siapa informasi diserahkan untuk tujuan perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian. Contoh agent adalah pengawai, pelanggan, dan pemasok. Model REA dapat dilihat pada Gambar 8. Setiap entity event dihubungkan dengan entity resources yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung. Setiap entity event juga dihubungkan dengan dua entity agent. Internal agent adalah pegawai yang bertanggung jawab pada resources yang terlibat dalam event. Sedangkan external agent adalah pihak luar yang berhubungan dengan transaksi. Gambar 7 menunjukkan event yang mengubah jumlah resource dihubungkan dengan relationship give-to-get ke event lain yang juga mengubah jumlah resources. Relationship give-to-get mencerminkan prinsip dasar bisnis, dimana organisasi yang menggunakan resources dalam aktivitas diharapkan dapat mengubah resource yang lain. Setiap siklus akuntansi dapat digambarkan dalam relationship give-to-get seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 9.
Menyusun Diagram REA
Dalam rangka menyusun diagram REA diperlukan informasi tentang: resource, aktivitas bisnis, agent dan kebijaksanaan perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan mewawancarai pihak manajemen. Karena aktivitas perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian yang ditangani manajemen untuk setiap perusahaan berbeda. Untuk menggambarkan diagram REA, kertas dibagi tiga kolom, satu kolom untuk setiap entity. Gunakan kolom kiri untuk resource, kolom tengah untuk event, dan kolom kanan untuk agent. Penggambaran event sebaiknya diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan urutan aktivitas. Langkah-langkah untuk menyusun diagram REA suatu siklus transaksi adalah:
a. Tentukan pasangan aktivitas yang saling memberi dalam siklus tersebut. menambah resource dan yang lain mengurangi resource. Tentukan event-event bisnis yang perlu dimodelkan dalam siklus tersebut.
b. Tentukan resource yang dipengaruhi oleh event dan agent yang berpartisipasi pada event tersebut. Setelah event ditentukan, resource yang dipengaruhi oleh event tersebut ditentukan. Resource digambarkan pada kolom resource. Kemudian gambarkan relationship
antara entity resource dengan entity event. Langkah selanjutnya menentukan agent
yang berpartisipasi dalam event. Akan selalu terdapat paling sedikit satu internal
agent dan external agent yang terlibat dalam event. Gambarkan relationship untuk
menunjukkan agent mana yang berpartisipasi dalam event tertentu. Sedapat
mungkin penggambaran agent tidak ganda.
c. Tetapkan cardinality untuk setiap relationship. Cardinality yang ditentukan harus mencerminkan perusahaan dan praktek bisnis yang dimodelkan.
Mengimplementasikan Diagram REA pada Database Relational
Setelah diagram REA selesai disusun, diagram REA dapat digunakan untuk merancang struktur database relational yang baik. Struktur database relational yang baik memenuhi aturan normalisasi, sehingga tidak ditemukan masalah anomaly update, insert, dan delete. Untuk mengimplementasikan diagram REA kedalam database relational dibutuhkan tiga langkah berikut:
a. Buat tabel untuk setiap Entity dan Relationship N:M
Database relational yang memenuhi aturan normalisasi memiliki satu tabel untuk setiap entity dan setiap relationship N:M. Nama setiap tabel harus sama dengan nama entity yang diwakilinya. Nama tabel untuk relationship N:M merupakan gabungan dari dua nama entity yang dihubungkan.
b. Menentukan Attribute untuk Setiap Tabel
Langkah selanjutnya adalah menentukan attribute-atribute yang harusdicantumkan pada setiap tabel. Setiap tabel harus memiliki primary key yang membuat unik baris dalam tabel. Primary key untuk tabel relationship N:M berisi minimal dua attribute, masing-masing mewakili primary key untuk setiap entity yang dihubungkan dalam relationship tersebut. Sedangkan attribute-attribute lain yang bukan primary key harus memenuhi aturan:
• Setiap attribute dalam suatu tabel harus memiliki nilai tunggal.
• Setiap attribute dalam suatu tabel harus menggambarkan karakteristik dari objek yang diwakili oleh primary key, atau attribute tersebut bisa juga berupa foreign key.
c. Mengimplementasikan Relationship 1:1 dan 1:N
Relationship 1:1 dan 1:N dapat diimplementasikan dengan foreign key. Sebagai contoh attribute Nomor Pelanggan adalah primary key tabel PELANGGAN, dimasukkan sebagai attribute pada tabel PENJUALAN, attribute ini dinyatakan sebagai foreign key pada tabel PENJUALAN. Dalam database relational, relationship 1:1 dapat diimplementasikan dengan memasukkan primary key suatu entity sebagai foreign key pada entity lain. Untuk tujuan normalisasi pemilihan tabel yang menempatkan foreign key tidak ada ketentuan. Minimum cardinality relationship dapat digunakan untuk menentukan mana yang lebih efisien. Relationship 1:1 antara sales dan cash collection. minimum cardinality sales event adalah 0, menunjukkan penjualan kredit. Sedangkan minimum cardinality cash collection event adalah 1, menunjukkan cash collection hanya terjadi setelah penjualan dilakukan (contoh menunjukkan tidak adanya uang muka). Untuk masalah tersebut memasukkan nomor invoice sebagai foreign key dalam cash collection event akan lebih effisien, karena hanya satu table yang diakses dan diperbaharui pada pemrosesan data cash collection event. Selain itu relationship 1:1 antara dua event yang berhubungan, menyertakan primary key event yang terjadi lebih dahulu sebagai foreign key pada event yang terjadi berikutnya. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan internal control. Relationship 1:N diimplementasikan dalam database relational dengan menempatkan foreign key. Untuk masalah ini primary key dari entity yang berperan 1 dalam relationship tampak sebagai foreign key pada entity yang berperan banyak dalam relationship.
SUMBER :
Whitten, Jeffrey L. et al. (1994), Systems Analysis and Design Methods, Third Edition,
United States of America: Irwin.
Whitten, Jeffrey L. et al. (2000), Systems Analysis and Design Methods, Fifth Edition,
New York: Irwin/McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar